ciamiszone.com :
PANGANDARAN,- Warga
Pangandaran berbondong-bondong menuju kawasan Bulak Setra untuk melihat dua
bangkai penyu hijau yang diduga mati akibat pencemaran limbah minyak dan terkena
racun akibat makan bangkai ikan.
Penemuan dua ekor binatang yang
mampu berumur hingga seratus tahun yang kini populasinya semakin menyusut itu,
merupakan penemuan pertama kalinya di kawasan Pantai Pangandaran, Rabu
(14/11/12) sehingga banyak warga yang penasaran ingin melihat langsung binatang
langka yang dilindungi itu.
“Ini merupakan penemuan bangkai
penyu pertama. Pada bangkai penyu yang besar tidak begitu tampak bekas minyak,
sebaliknya pada tempurung penyu yang berukuran kecil terlihat mengkilap akibat
kena minyak mentah,” kata Umron, warga Desa Babakan Pangandaran.
Ia juga mengatakan, sebelum terbawa
ombak ke tepi Pantai Bulak Setra, penyu tersebut sudah mati beberapa hari
sebelumnya. hal itu ditandai dengan mulai menebar bau bangkai, juga pada bagian
leher sudah membengkak. Diperkirakan kematian penyu hijau besar tersebut akibat
keracunan setelah sebelumnya binatang tersebut makan bangkai ikan.
“Kematian penyu yang besar itu
mungkin karena makan ikan busuk yang dibuang nelayan. Memang ada nelayan yang membuang
ikan ke laut karena kondisinya membusuk sebelum sampai di pantai. Sedangkan
penyu kecil, kemungkinan akibat terkena pencemaran limbah minyak mentah.
Sebenarnya perlu penelitian untuk memastikan kematian penyu tersebut,"
ujarnya.
Bangkai penyu hijau yang berukuran
besar memiliki karapas atau tempurung panjang sekitar satu meter, dengan berat
sekitar 30 kilogram, diperkirakan berumur sepuluh tahun. Sedangkan bangkai
penyu hijau lainnya berukuran lebih kecil, sekitar empat puluh sentimeter. Pada
bagian karapas penyu yang diperkirakan baru berumur antara empat atau tahun
ditemukan bekas cairan minyak, yang diduga minyak mentah.
Kedua bangkai penyu tersebut kali
pertama ditemukan oleh Iwa Suganda, salah seorang aktivis lingkungan di Bulak
Setra, Pangandaran. Pada dinihari tadi, saat itu ia bermaksud melakukan
pemantauan pohon mangrove atau bakau yang sebelumnya ditanam.
“Saat itu saya sedang menuju kawasan
konservasi mangrove, namun di perjalanan tercium bau bangkai yang ternyata dari
penyu yang sudah mati. Ada dua satu berukuran besar dan kecil,” ungkap Iwa yang
juga pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) itu.
Kepala BKSDA Pangandaran, Yana
kepada ciamiszone di kantornya mengakui, dirinya tidak mengetahui adanya dua
penyu hijau yang dilindungi itu terdampar.
“Saya tidak mengetahui terdamparnya penyu di
Bulak Setra, saya juga baru tahu dari wartawan, biasanya nelayan suka
memberikan informasi jika ditemukan hal-hal seperti itu,” katanya. (Jerry)
0 Comments